• 081336163361
  • admin@gurupedia.my.id.
  • Lumajang Jatim
HADITS
Kisah Keakraban Rasulullah Saw dengan Sahabat Zahir bin Haram

Kisah Keakraban Rasulullah Saw dengan Sahabat Zahir bin Haram

Kisah Keakraban Rasulullah Saw dengan Sahabat Zahir bin Haram

أنَّ رجُلًا مِن أهلِ الباديةِ يُقالُ له: زاهرُ بنُ حرامٍ كان يُهدي إلى النَّبيِّ صلّى اللهُ عليه وسلَّم الهديَّةَ فيُجهِّزُه رسولُ اللهِ صلّى اللهُ عليه وسلَّم إذا أراد أنْ يخرُجَ فقال رسولُ اللهِ صلّى اللهُ عليه وسلَّم: (إنَّ زاهرًا بادِينا ونحنُ حاضِروه) قال: فأتاه النَّبيُّ صلّى اللهُ عليه وسلَّم وهو يبيعُ متاعَه فاحتضَنه مِن خلْفِه والرَّجُلُ لا يُبصِرُه فقال: أرسِلْني، مَن هذا؟ فالتفَت إليه فلمّا عرَف أنَّه النَّبيُّ صلّى اللهُ عليه وسلَّم جعَل يُلزِقُ ظهرَه بصدرِه فقال رسولُ اللهِ صلّى اللهُ عليه وسلَّم: (مَن يشتري هذا العبدَ)؟ فقال زاهرٌ: تجِدُني يا رسولَ اللهِ كاسدًا قال: (لكنَّك عندَ اللهِ لَسْتَ بكاسدٍ) أو قال صلّى اللهُ عليه وسلَّم: (بل – أنتَ عندَ اللهِ غال)
(رواه ابن حبان)

Bahwa ada seorang laki-laki dari penduduk pedalaman (Arab Badui) yang bernama Zahir bin Haram. Ia biasa menghadiahkan sesuatu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan Nabi pun menyiapkan keperluannya jika ia hendak bepergian. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Zahir adalah orang kampung kita, dan kita adalah penduduk kota baginya.”

Suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepadanya saat ia sedang menjual barang dagangannya, lalu Nabi memeluknya dari belakang sementara Zahir tidak mengetahui siapa yang memeluknya. Maka ia berkata,
“Lepaskan aku, siapa ini?”
Lalu ia menoleh, dan ketika mengetahui bahwa yang memeluknya adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia pun menempelkan punggungnya ke dada Nabi (karena rasa cinta dan hormatnya).

Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang mau membeli budak ini?”
Zahir berkata,
“Wahai Rasulullah, engkau akan mendapati aku sebagai barang yang tidak laku.”
Rasulullah menjawab,
“Akan tetapi di sisi Allah, engkau tidaklah hina,”
atau beliau bersabda,
“Bahkan engkau di sisi Allah sangat berharga.”

Hadits tentang Zahir bin Haram dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengandung banyak pelajaran berharga, di antaranya:

  1. Rasulullah menghargai semua kalangan, termasuk orang pedalaman. Nabi tidak membedakan antara sahabat yang berasal dari kota atau desa. Semua diperlakukan dengan penuh kasih sayang dan penghargaan.
  2. Sikap rendah hati Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau memeluk sahabatnya dari belakang dengan cara penuh keakraban dan canda. Ini menunjukkan kelembutan dan kebersahajaan Rasulullah dalam berinteraksi.
  3. Cinta dan kasih sayang terhadap sesama. Pelukan Nabi kepada Zahir menunjukkan bentuk kasih sayang yang tulus, dan itu membuat Zahir merasa dicintai dan dihargai.
  4. Setiap orang punya nilai di sisi Allah. Meskipun Zahir merasa dirinya tidak berharga di mata manusia, Rasulullah menegaskan bahwa di sisi Allah, ia sangat berharga. Ini mengajarkan kita untuk tidak meremehkan orang lain atau diri sendiri.
  5. Pentingnya memberi hadiah dan saling membantu. Zahir terbiasa memberi hadiah kepada Nabi, dan Nabi pun membalasnya dengan menyiapkan kebutuhannya saat ia hendak bepergian. Ini menunjukkan pentingnya timbal balik dan saling membantu dalam persaudaraan.
  6. Canda yang penuh makna. Candaan Nabi dengan mengatakan “Siapa yang mau membeli budak ini?” bukanlah candaan merendahkan, melainkan bentuk kasih yang diikuti dengan pujian bahwa Zahir sangat berharga di sisi Allah.
  7. Menumbuhkan rasa percaya diri pada orang lain. Dengan memuji Zahir bahwa ia berharga di sisi Allah, Nabi telah menumbuhkan rasa percaya diri dan optimisme dalam diri sahabatnya.

Hadits ini menjadi pelajaran bahwa Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, cinta, persaudaraan, dan penghargaan terhadap semua manusia tanpa memandang status sosial.