• 081336163361
  • admin@gurupedia.my.id.
  • Lumajang Jatim
SASTRA
Dua sahabat di Pesantren

Dua sahabat di Pesantren

Karya : Fildi Asmoro *)

Pada suatu hari di lingkungan Pondok Pesantren An-Najah, ada seorang santri bernama Duwi. Ia adalah anak yang sangat suka menggambar, terutama membuat komik. Duwi sering menggambar di mushala saat waktu senggang.

Pagi itu, seperti biasa, Duwi sedang duduk di pojok mushala sambil menggambar tokoh komik buatannya. Saat sedang asyik menggambar, pandangannya tertuju ke arah gerbang pondok. Ternyata, ada seorang santri baru yang baru saja datang bersama orang tuanya.

Duwi menghentikan aktivitas menggambarnya dan segera menghampiri santri baru tersebut.

Duwi: “Hai, nama kamu siapa?”

Santri baru: “Namaku Revaldo.”

Duwi: “Oh, salam kenal. Rumahmu di mana?”

Revaldo: “Aku dari Surabaya.”

Duwi: “Aku Duwi, rumahku di Tempeh.”

Revaldo: “Salam kenal, Duwi.”

Duwi: “Hobimu apa?”

Revaldo: “Aku suka menggambar. Kamu?”

Duwi: “Sama! Aku juga suka menggambar. Aku bahkan suka membuat komik. Aku ingin suatu hari nanti menerbitkan komik sendiri.”

Revaldo: “Wah, keren! Kebetulan aku juga pernah mencoba bikin komik. Mungkin kita bisa bikin komik bareng!”

Duwi sangat senang karena bertemu teman baru yang punya hobi sama. Ia pun mengajak Revaldo berkeliling pondok, memperkenalkan kamar, mushala, kantin, dan lingkungan sekitar.

Baca Juga

Kesedihan Rama di Pondok

Sejak saat itu, mereka sering menggambar bersama dan bercita-cita membuat komik tentang kehidupan santri di pesantren. Persahabatan mereka pun semakin erat, dan hari-hari di pondok menjadi lebih menyenangkan.

Setelah berkenalan dan berkeliling pondok, Duwi mengajak Revaldo melihat jadwal kegiatan harian di pesantren. Duwi menunjukkan papan informasi yang berisi daftar kegiatan harian santri—mulai dari bangun pagi, shalat berjamaah, sekolah, hingga waktu belajar malam.

Setelah itu, Duwi mengajak Revaldo ke kantin pondok.

Duwi: “Ayo kita makan dulu. Aku lapar banget!”

Mereka pun memesan nasi goreng favorit santri di sana. Tidak lama kemudian, dua piring nasi goreng hangat disajikan. Mereka duduk di meja dan mulai menyantapnya.

Revaldo: “Wah, enak banget nasi gorengnya!”

Duwi: “Iya dong. Ini makanan favorit santri di sini!”

Revaldo: “Besok kita makan di sini lagi, ya?”

Duwi: “Pasti. Nanti aku ajak juga teman-teman yang lain.”

Setelah kenyang, mereka kembali ke kamar, mandi, dan bersiap-siap untuk shalat Ashar berjamaah. Usai shalat di mushala, mereka melanjutkan dengan mengaji Al-Qur’an sambil menunggu waktu Maghrib.

Malam harinya, setelah shalat Maghrib, mereka belajar mengaji kitab kuning bersama ustadz dan para santri lainnya. Meskipun awalnya Revaldo merasa asing, Duwi selalu membantunya memahami isi pelajaran.

Setelah shalat Isya berjamaah, Duwi mengajak Revaldo kembali ke kamar. Di sana, Duwi memperkenalkan Revaldo kepada teman-teman sekamarnya.

Duwi: “Teman-teman, kenalin, ini teman baru kita. Namanya Revaldo.”

Revaldo: “Halo semua, nama saya Revaldo. Salam kenal!”

Akhmad: “Saya Akhmad, salam kenal juga!”

Salim: “Aku Salim, selamat datang di kamar paling seru sepondok!”

Setelah berkenalan, mereka semua terlihat akrab. Revaldo pun merasa lebih tenang dan nyaman. Sebelum tidur, ia kembali diajak Duwi keluar sebentar.

Revaldo: “Ke mana lagi, Wi?”

Duwi: “Beli nasi goreng lagi, dong. Buat camilan malam!”

Mereka pun membeli nasi goreng dan menikmatinya bersama teman-teman di depan kamar. Setelah itu, mereka bersiap tidur. Beberapa santri ada yang tidur di kamar, dan beberapa lainnya memilih tidur di mushala.

Duwi dan Revaldo duduk sebentar di serambi mushala sambil menatap langit malam.

Duwi: “Semoga mimpi kita buat komik bareng bisa terwujud ya, Val.”

Revaldo: “Amin… Dream will come true.”

Mereka pun tersenyum dan masuk ke kamar. Malam pertama Revaldo di pondok pun berakhir dengan hangat dan penuh persahabatan.

*) Siswa Kelas 8A MTs Darun Najah Petahunan Sumbersuko