Selamanya Manusia Tak Pernah Puas dengan Harta
Manusia tidak pernah puas dengan harta yang dimilikinya. Manusia juga tidak pernah puas dengan pangkat, jabatan dan posisii yang dicapainya saat ini. Karena dia memiliki keinginan-keinginan lain yang belum dimilikinya saat ini.
Memang memiliki keinginan bukalah suatu hal yang salah bagi manusia. Namun ketika keinginan tersebut tidak dikelola dan tidak dikendalikan berdasarkan aturan agama, maka sudah pasti keinginan tersebut akan menjerumuskan manusia ke dalam jurang kenistaan.
Hal ini memang sudah disinggung oleh Rasulullah ﷺ dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik,
عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَوْ أَنَّ لِابْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ، أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ، وَلَنْ يَمْلَأَ فَاهُ إِلَّا التُّرَابُ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhum bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Andaikata seorang anak Adam – yakni manusia – itu memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan memiliki dua lembah emas. Dan tidak akan pernah memenuhi mulut anak Adam kecuali tanah – yaitu setelah mati – dan Allah menerima taubat kepada orang yang bertaubat.” (Muttafaq ‘alaih)
——————————-
—————————-
Dalam Hadits di atas, Rasulullah saw menjelaskan bahwa manusia memiliki sifat yang sangat tamak dan rakus kepada harta kekayaan meskipun hartanya sudah sangat banyak. Rasulullah saw mengumpamakan, manusia yang sudah memiliki satu lembah emas, pasti dia tetap saja ingin memiliki dua lembah emas lagi dan seterusnya . Manusia akan terus tamak dan berambisi untuk memiliki kekayaan dan harta dalam jumlah yang sangat besar dan tak terbatas. Lebih lanjut Rasulullah saw mengatakan bahwa tidak ada yang mampu mencegah keserakahan, ambisi dan angan-angan manusia kecuali kematian. Karenanya, di akhir hadits di atas, Rasulullah saw memerintahkan manusia agar bertaubat kepada Allâh Azza wa Jalla atas ketamakannya dan keserakahannya. Karena sesungguhnya Allâh Subhanahu wa Ta’ala akan menerima orang yang bertaubat dengan taubat yang ikhlas, jujur, dan benar.
Ya Allâh jadikan kami sebagai hamba-hamba-MU yang sabar dan bersyukur dalam segala hal. Karuniailah kami sifat iffah, qanaah dan keikhlasan. Amin ya Rabbal Alamin (Admin)