• 081336163361
  • admin@gurupedia.my.id.
  • Lumajang Jatim
HADITS
Tidak Ada Alasan untuk Tidak Bersedekah

Tidak Ada Alasan untuk Tidak Bersedekah

Bagi sebagian orang, menjadi orang kaya adalah sebuah idaman dan dambaan, Hidup kaya menurut sebagian orang adalah barometer kesuksesan di dunia. Dengan harta melimpah dan serba kecukupan, orang kaya bisa memenuhi segala keinginan yang diinginkan.

Keinginan menjadi kaya raya bukanlah sebuah yang sesuatu yang salah dan tercela. Bahkan jika kita memahami rukun Islam yang lima, seseungguhnya ada pesan dan motivasi agar umat Islam menjadi kaya. Kewajiban menunaikan zakat merupakan dua rukun Islam yang mendorong ummat Islam untuk menjadi ummat pemberi. Begitu pula ibadah haji, hanya orang-orang mampu secara finansial dan kemampuan yang cukup yang wajib melaksanakannya.

Baca Juga

Pun demikian orang kaya lebih banyak dan lebih muda melakukan kebaikan dan berbagi dengan orang lain. Dengan hartanya, orang kaya mampu bersedekah kepada orang lain, membantu membangun masjid, pesantren, lembaga pendidikan, sosial dan lain-lain. Kondisi ini terkadang membuat sebagian orang yang tergolong ekonomi lemah, fakir miskin dan dhu’afa memiliki rasa minder dan kurang percaya diri karena tidak bisa melakukan berbagai kebajikan dan ibadah yang bersifat sosial. Hal inilah yang tergambar dalam sebuah hadits riwayat Imam Miuslim sebagai berikut.

عَنْ أَبِي ذَرٍّ ، أَنَّ نَاسًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالُوا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالْأُجُورِ، يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ، وَيَتَصَدَّقُونَ بِفُضُولِ أَمْوَالِهِمْ، قَالَ : ” أَوَلَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ مَا تَصَّدَّقُونَ ؛ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةً، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ، وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ “. قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيَأْتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ ؟ قَالَ : ” أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ، أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلَالِ ؛ كَانَ لَهُ أَجْرٌ “.

Dari Abu Zar pula, bahawasanya orang-orang sama berkata: “Ya Rasulullah, orang-orang yang kaya raya sama pergi dengan membawa pahala yang banyak – kerana banyak pula amalannya. Mereka itu bersembahyang sebagaimana kita juga bersembahyang, mereka berpuasa sebagaimana kita juga berpuasa, tambahan lagi mereka dapat bersedekah dengan kelebihan harta-harta mereka.

Rasulullah s.a.w. bersabda:

Bukankah Allah telah menjadikan untukmu semua sesuatu yang dapat engkau semua gunakan sebagai sedekah. Sesungguhnya datam setiap tasbih adalah merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, memerintahkan kebaikan juga sedekah, melarang kemungkaran itu pun sedekah pula dan bahkan dalam bersetubuhnya seseorang dari engkau semua itu pun sedekah.”

Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah apakah seseorang dari kita yang mendatangi syahwatnya itu juga memperolehi pahala?” Beliau s.a.w. bersabda:

Adakah engkau semua mengerti, bagaimana jikalau syahwat itu diletakkannya dalam sesuatu yang haram, adakah orang itu memperolehi dosa? Maka demikian itu pulalah jikalau ia meletakkan syahwatnya itu dalam hal yang dihalalkan, ia pun memperolehi pahala.” (HR Muslim)

Hadits tersebut mengajarkan kepada kita kaum yang lemah dan tidak mampu agar tidak minder melihat orang-orang kaya yang mampu melakukan ibadah sosial. Dalam hadits tersebut, Rasulullah saw menjelaskan bahwa pintu-pintu kebajikan dan kebaikan sangatlah luas. Sedekah bukan hanya berbagi harta kepada orang lain. Banyak hal yang bisa kita lakukan yang bernilai sedekah sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah dalam hadits tersebut. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi kita yang tidak mampu untuk tidak bersedekah. (Admin)

Leave a Reply