Hadits Cinta Tanah Air
HADITS CINTA TANAH AIR
Di kalang ummat Islam Indonesia khususnya warga Nahdliyyin (sebuah pengikut organisasi Nahdlatul Uama) kita sering mendengar potongan kalimat Hubbul Wathan Minal Iman. Bahkan dalam acara resmi NU, lagu Yahlal Wathan menjadi lagu wajib setelah lagu kebangsaan Indonesia Raya.
حب الوطن من الايمان
Cinta tanah air adalah sebagian dari iman.
Banyak yang mengatakan bahwa hadits tersebut di atas adalah hadits dha’if bahkan ada yang berpendapat maudlu’ (palsu). Sehingga hadits tersebut tidak bisa dijadikan hujjah.
——————-
Baca Juga
- Doa Rasulullah Ketika Melihat Bulan Sabit (Awal Bulan)
- Seriuslah dalam Berdoa
- Puasa Syawwal dan Keutamaannya
- Jika Kamu Tidak Pernah Kenyang
- Prioritaskan Allah, Maka Allah Akan Memprioritaskanmu
- Kamu Belum Hancur
- Menjemput Lailatul Qadar
——————-
Akan tetapi bukan berarti Islam tidak mengajarkan cinta tanah air. Kalau dilacak sejarah dan teks-teks hadis Rasulullah saw dalam kitab-kitab hadits, ternyata Rasulullah saw mengisyaratkan dan mengajarkan kecintaan terhadap tanah air dimana seseorang dilahirkan. Hal ini tercermin dalam sabda beliau ketika hendak hijrah ke kota Madinah. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Imam Ahmad bin Hambal dalam kitabnya Sunan At-Tirmidzi dan Musnad Ahmad sebagai berikut :
سنن الترمذي | أَبْوَابُ الْمَنَاقِبِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ | بَابٌ : فِي فَضْلِ مَكَّةَ
الجزء رقم :6، الصفحة رقم:208
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَكَّةَ : ” مَا أَطْيَبَكِ مِنْ بَلَدٍ، وَأَحَبَّكِ إِلَيَّ، وَلَوْلَا أَنَّ قَوْمِي أَخْرَجُونِي مِنْكِ مَا سَكَنْتُ غَيْرَكِ “.
Rasulullah saw bersabda kepada Makkah : “Tidak ada bumi Allah yang paling baik darimu, dan engkaulah bumi yang paling aku cintai. Seandainya pendudukmu tidak mengusirku darimu, niscaya aku tidak akan tinggal di bumi manapun selain dirimu.” (HR. Tirmidzi)
مسند أحمد | أَوَّلُ مُسْنَدِ الْكُوفِيِّينَ. | حَدِيثُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَدِيِّ بْنِ الْحَمْرَاءِ الزُّهْرِيِّ.
الجزء رقم :31، الصفحة رقم:13
وَقَفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْحَزْوَرَةِ فَقَالَ : ” عَلِمْتُ أَنَّكِ خَيْرُ أَرْضِ اللَّهِ، وَأَحَبُّ الْأَرْضِ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَلَوْلَا أَنَّ أَهْلَكِ أَخْرَجُونِي مِنْكِ مَا خَرَجْتُ “.
Saya tahu bahwa engkau adalah sebaik-baiknya bumi Allah dan bumi yang paling dicintai oleh Allah. Seandainya pendudukmu tidak mengusirku darimu, niscaya aku tidak akan meninggalkanmu. (HR. Ahmad)
Membaca hadits tersebut di atas menunjukkan bahwa betapa beliau sangat mencintai kota kelahirannya “MAKKAH”, sehingga beliau sangat berat hati meninggalkannya.
Dengan kata lain, ungkapan Hubbul Wathan minal Imam (cinta tanah air adalah sebagian dari imam), bukanlah ungkapan yang salah dan bahkan merupakan bagian dari agama Islam.
