• 081336163361
  • admin@gurupedia.my.id.
  • Lumajang Jatim
Makalah
Pengorganisasian Informasi/Pengetahuan Dalam Ingatan Manusia

Pengorganisasian Informasi/Pengetahuan Dalam Ingatan Manusia

  1. PENDAHULUAN

Seluruh aktivitas manusia dalam kesehariannya dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks dan rumit membutuhkan ingatan dan pemikiran. Salah satu aktivitas manusia yang melibatkan ingatan dan pikiran adalah proses belajar dan pembelajaran. Semakin banyak dan kompleksitas materi yang dipelajari maka semakin besar pula upaya yang dibutuhkan seseorang untuk mengingat dan memikirkannya.

Pada saat individu menerima sebuah informasi, ia harus mengolah informasi tersebut sedemikian rupa agar dapat mengingatnya dengan baik dan bisa menghadirkannya ketika ia membutuhkannya. Pada saat informasi baru diterima, individu harus mengenali, menginterpretasi dan menstruktur informasi tersebut agar dapat masuk ke dalam ingatannya dan bertahan lama.

Baca Juga

Meningkatkan Kompetensi Guru di Abad 21

Kemampuan berpikir dan mengingat merupakan hal yang penting untuk menunjang keberhasilan seseorang dalam mengikuti kegiatan belajar dan pembelajaran. Sementara itu, seorang pendidik harus berusaha dan berupaya untuk merancang kegiatan pembelajaran sedemikian rupa sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran sehingga dapat membantu peserta didiknya mengingat dan memahami materi-materi yang telah diberikan.

Allah SWT telah menyerukan umat manusia senantiasa menggunakan otaknya untuk berfikir.  Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya dalalm penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal.” (QS. Ali-Imran : 190). Lebih jauh lagi, dalam ayat selanjutnya Al-Qur’an menjelaskan bahwa orang-orang yang berakal adalah orang-orang yang memadukan fungsi antara pikiran dan perasaan secara maksim, sehingga ketika memperoleh keyakinan (kesimpulan tertinggi berupa keimanan) akan menggetarkan jantung hati. (Q.S. Ali-Imran: 191).

B. PEMBAHASAN

  • Pengornasisasian Informasi/Pengetahuan

Pengorganisasian diambil dari kata organisasi. Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.[1] Dengan kata lain organisasi yaitu suatu wadah yang terdiri dari kumpulan orang yang terikat dengan hubungan-hubungan formal dalam rangkaian terstruktur untuk mencapai tujuan bersama secara efektif.

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi.[2]

Sedangkan pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,telinga, dan sebagainya).[3] Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran).

Baca Juga

Tantangan Pendidikan di Era Digital

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui oleh seseorang melalui pengenalan sumber informasi, ide yang diperoleh sebelumnya baik secaraformal maupun informal.

Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat dikatakan bahwa pengorganisasian informasi/pengetahuan merupakan suatu proses mempersepsi, mengolah, menentukan, mengelompokkan dan mengatur beragam informasi/pengetahuan yang diterima individu-individu dari lingkungannya sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang.

  • Ingatan (Memori) Manusia
  • Pengertian

Ingatan (memori) adalah kemampuan untuk menyimpan, mempertahankan, dan mengingat informasi dari pengalaman masa lalu pada otak manusia.[4] Memori merupakan kumpulan apa yang diingat sehingga memberikan kemampuan individu untuk belajar dan beradaptasi serta memberikan kontrol dari penggunaan pengalaman masa lalu terhadapperilaku saat ini dan pengolahan berpikir di masa yang akan datang. Ingatan juga dapat diartikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan kesan-kesan.[5] Dengan demikian, memori merupakan salah satu bagian dari fungsi kognitif sehingga sangat penting dalam proses belajar. Individu yang memiliki fungsi memori yang baik maka pada umumnya memiliki kemampuan belajar yang baik pula.

Para psikolog kognitif telah mengidentifikasi tiga tahapan yang harus dilalui ingatan tersebut untuk bisa muncul kembali. memori: enconding (memasukkan pesan dalam ingatan), storage (penyimpanan), dan retrieval (pemunculan kembali). Setiap operasi tersebut mempresentasikan tingkatan dalam pemrosesan memori, dalam enconding mengubah data sensori ke dalam bentuk mental dalam, storage, menyimpan informasi dalam memori dan retrieval mengeluarkan atau menggunakan informasi yang disimpan dalam memori.[6]

Orang yang dapat mengingat sesuatu kejadian, ini berarti kejadian yang diingat itu pernah dialami, atau dengan kata lain kejadian itu pernah dimasukkan ke dalam jiwanya, kemudian disimpan dan pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran.[7]

Berdasarkan pandangan para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa ingatan bukanlah suatu hal yang terjadi secara instan melainkan suatu proses yang memerlukan cara-cara tertentu untuk memperolehnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkkan bahwa ingatan/memori merupakan suatu kekuatan dan kemampuan untuk menerima dan menyimpanan informasi yang memiliki makna penting dan dapat dimunculkan kembali apabila sewatu-waktu apabila sedang dibutuhkan.

  • Struktur dan Jenis ingatan

Struktur ingatan dapat dibedakan menjadi tiga sistem, yaitu: [8]

  • Sistem ingatan sensorik (sensory memory)

Memori sensori berfungsi mencatat informasi atau stimulus yang masuk melalui salah satu atau kombinasi dari panca indra, yaitu secara visual melalui mata, pendengaran melalui telinga, bau melalui hidung, rasa melalui lidah, dan rabaan melalui kulit.

  • Sistem ingatan jangka pendek atau Short Term Memory (STM).

Memori jangka pendek adalah memori yang dapat mengingat informasi hanya untuk beberapa saat saja, dan beberapa jam kemudian kita mengalami kesulitan untuk mengingatnya. Memori jangka pendek memiliki kapasitas yang terbatas, meskipun begitu memori jangka pendek memiliki peranan yang cukup penting dalam pemrosesan memori. Memori jangka pendek berbeda dengan memori sensori (sensory memory).[9]

Memori jangka pendek memiliki kapasitas yang kecil sekali, namun sangat besar peranannya dalam proses memori, yang merupakan tempat dimana kita memproses stimulus yang berasal dari lingkungan kita. Kemampuan penyimpanan informasi yang kecil tersebut sesuai dengan kapasitas pemrosesan yang terbatas. Memori jangka pendek berfungsi sebagai penyimpanan transitori yang dapat menyimpan informasi yang sangat terbatas dan mentransformasikan serta menggunakan informasi tersebut dalam menghasilkan respon atas suatu stimulus.

  • Sistem ingatan jangka panjang atau long term memory (LTM).

Memori jangka panjang adalah tempat pembelajar menyimpan pengetahuan dan keyakinan umum mereka tentang dunia, hal yang telah mereka pelajari di sekolah dan ingatan mereka tentang berbagai peristiwa dalam kehidupan pribadi mereka.[10] Memori jangka panjang merupakan tempat menyimpan ingatan berbagai hal dan memiliki sifat saling menghubungkan. Memori jangka panjang adalah memori yang sudah terkodifikasi dan tersimpan secara menyeluruh dalam otak.Memori jangka panjang bertindak sebagai hard driveyang menjadi tempat penyimpanan pengalaman yang telah lalu di daerah kulit luar otak.

Pengelompokan ini didasari pada asumsi bahwa pemrosesan informasi pertama kali dilakukan dalam sistem penyimpanan/memori jangka pendek. Sistem penyimpanan/memori jangka pendek ini tidak beroperasi sendiri, namun selalu berhubungan dengan “pengetahuan” yang tersimpan dalam sistem memori jangka panjang. Sebaliknya, informasi dan “pengetahuan” yang tersimpan dalam sistem memori jangka panjang juga selalu berhubungan dengan informasi terbaru yang masuk ke sistem memori jangka pendek, yang dapat mengubah atau memperkaya muatan memori jangka panjang.

  • Faktor-faktor yang memperngaruhi ingatan

Proses mengingat atau memori banyak dipengaruhi oleh berberapa faktor, yaitu : a) faktor individu yaitu proses mengingat akan lebih efektif apabila individu memiliki minat yang besar, motivasi yang kuat, memiliki metode tertentu dalam pengamatan dan pembelajaran memiliki kondisi fisik dan kesehatan yang baik. b) faktor sesuatu yang harus di ingat adalah sesuatu yang memiliki organisasi dan struktur yang jelas, mempunyai arti, mempunyai keterkaitan dengan individu, mempunyai intensitas rangsangan yang cukup kuat. c) faktor lingkungan, proses mengingat akan lebih efektif apabila ada lingkungan yang menunjang dan terhindar dari adanya gangguan-gangguan.[11]

  • Implikasi Ingatan dalam Pembelajaran

Proses belajar dan pembelajaran meruapakan sebuah proses yan saling memiliki keterkaitan dan hubungan dengan ingatan. Oleh karenanya, seorang pendidik harus memperhatikan kemampuan peserta didik dalam mengingat. Masing-masing individu memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri yang berbeda satu dengan yang lain, oleh karena pendidik dituntut mampu menerapkan metode dan model pembelajaran dan pengkondisian serta waktu belajar yang tepat bagi peserta didil secara umum

  • SIMPULAN

Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

  1. Pengorganisasian informasi/pengetahuan adalah suatu proses mempersepsi, mengolah, menentukan, mengelompokkan dan mengatur beragam informasi/pengetahuan yang diterima individu-individu dari lingkungannya sehingga menjadi sesuatu yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya saat mendatang.
  2. Ingatan/memori merupakan suatu kekuatan dan kemampuan untuk menerima dan menyimpanan informasi yang memiliki makna penting dan dapat dimunculkan kembali apabila sewatu-waktu apabila sedang dibutuhkan.
  3. Struktur ingatan dibedakan menjadi tiga: Sistem ingatan sensorik (Sensory Memory); Sistem ingatan jangka pendek atau Short Term Memory (STM); Sistem ingatan jangka panjang atau Long Term Memory (LTM).
  4. Faktor-faktor yang mempengaruhi ingatan meliputi: faktor individu, faktor sesuatu yang harus di ingat dan faktor lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Malayu S.P. Hasibuan. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Bumi Aksara

Abdul Kadir. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi

Soekidjo Notoatmodjo. 1992. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta

Bruno Vershuere. 2011. Memory Detection Theory And Application Of The Concealed Information Test . Cambridge University Press

Sumadi Suryabrat. 2014. Psikologi pendidikan. Jakarta. : Rajawali Pers

Suryani. 2007. Psikologi Kognitif. Surabaya : Dakwah

Walgito. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset

Robert L Solso ed. 2008. Psikologi Kognitif. Jakarta : Erlangga

Tristiardi Ardi Ardani. 2006. Psikiatri Islam. Malang: UIN-Malang Press

Jeanne Ellis Ormrod, Sixth Edition Educational Psychology Developing Learners diterjemahkan oleh Wahyu Indianti, Eva Septiana, Airin Y Saleh, Puji Lestari. 2008. dengan judul Edisi  Keenam PsikologiPendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Erlangga

Syarifah Aini. tt Pengaruh Ingatan Dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.


[1] Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta Bumi Aksara , 2007), hlm.120

[2] Abdul Kadir, Pengenalan Sistem Informasi (Yogyakarta : Andi, 2003), hlm. 31

[3] Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta : Rineka Cipta , 1992), hlm. 50

[4]Bruno Vershuere, Memory Detection Theory And Application Of The Concealed Information Test (Cambridge University Press , 2011)

[5] Sumadi Suryabrat, Psikologi Pendidikan (Jakarta. : Rajawali Pers. ; 2014)

[6] Suryani, Psikologi Kognitif, (Surabaya : Dakwah , 2007), hlm. 41

[7] Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 1997), hlm. 145

[8] Robert L Solso ed., Psikologi Kognitif, (Jakarta : Erlangga, 2008)

[9] Tristiardi Ardi Ardani, Psikiatri Islam, (Malang: UIN-Malang Press, 2006), hlm. 20

[10] Jeanne  Ellis  Ormrod, Sixth  Edition  Educational  Psychology  Developing  Learners diterjemahkan oleh Wahyu Indianti, Eva Septiana, Airin Y Saleh, Puji Lestari dengan judul Edisi  Keenam  Psikologi  Pendidikan  Membantu  Siswa  Tumbuh  dan  Berkembang,  (Jakarta: Erlangga, 2008), hlm. 282.

[11] Syarifah Aini, Pengaruh Ingatan Dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Siswa, (Jurnal Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, tt), hlm. 63

Leave a Reply