Puasa Syawwal dan Keutamaannya
Saat ini kita berada pada hari ketiga hari Raya idul Fitri 1445 bulan Syawal. Di bulan ini, kita disunnahkan berpuasa Syawal selama enam hari. Rasulullah dalam sebuah haditsnya menjelaskan, pahala orang yang melaksanakan puasa Syawal setara dengan berpuasa setahun lamanya.
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ ، قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ فَذَلِكَ صِيَامُ الدَّهْرِ ” (رواه مسلم)
Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, lalu mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka itu adalah puasa setahun.
Hadits inilah yang dijadikan dasar oleh para ulama yang berpendapat bahwa puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya Sunnah. Ibnu Mubarak berkata, Puasa Syawal hukumnya baik sama seperti puasa tiga hari setiap bulan. Lebih lanjut Ibnu al-Mubarak memilih enam hari di awal bulan.
Dalam konteks perayaan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia, berpuasa Syawal di awal bulan tergolong berat. Karena pada hari-hari tersebut di setiap rumah pasti ada makanan dengan segala macamnya ada opor ayam, rendang, ketupat dan lontong. Tidak hanya itu di setiap meja bisa dipastikan ada sajian aneka kue dan jajanan yang disajikan dalam toples lengkap dengan minuman. Ditambah lagi pada hari-hari tersebut sanak keluarga, saudara, tetangga, sahabat, teman dan kolega saling bersilaturahmi satu sama lain (ngelencer).
——————-
Baca Juga
- Doa Rasulullah Ketika Melihat Bulan Sabit (Awal Bulan)
- Seriuslah dalam Berdoa
- Jika Kamu Tidak Pernah Kenyang
- Prioritaskan Allah, Maka Allah Akan Memprioritaskanmu
- Kamu Belum Hancur
- Menjemput Lailatul Qadar
——————-
Namun agar menghindari hal-hal tersebut, agar seseorang tetap dapat mendapatkan keutamaan berpuasa enam hari di bulan Syawal, boleh dilaksanakan secara terpisah-pisah yang penting tetap di bulan Syawal sebagaimana dijelaskan oleh para ulama. Dengan demikian kita tetap dapat bersilaturahmi dengan nyaman tanpa berpuasa sehingga dapat menambah kehangatan dan keakraban idul Fitri.
Jika seseorang memiliki qada’ puasa, lebih afdal mendahulukan qada’ puasanya. Namun ada ulama yang berpendapat boleh jika seseorang berpuasa di bulan Syawal dengan niat qada’ dan niat puasa Sunnah Syawal.
وَاللَّهِ لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ بِصِيَامِ هَذَا الشَّهْرِ عَنِ السَّنَةِ كُلِّهَا.
Syaikh Al-Hasan Al-Basri berkata : Demi Allah, puasa di bulan ini sungguh diridhai oleh Allah dengan puasa sepanjang tahun
معاودة الصيام بعد صيام رمضان علامة على قبول صوم رمضان ، فإن الله إذا تقبل عمل عبد ، وفقه لعمل صالح بعده
لطائف المعارف ص (۲۲۱)
Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Membiasakan Puasa setelah Ramadhan adalah tanda diterimanya puasa Ramadhan, karena jika Allah menerima amal seorang hamba, maka Allah akan memberikan pertolongan dengan mengerjakan amal-amal yang lain setelahnya.
Salah satu faidah puasa Syawal adalah untuk menyempurnakan kekurangan puasa kita di bulan Ramadhan. Karena tidak mungkin seseorang akan mampu melaksanakan ibadah fardhu secara sempurna. Pasti ada kekurangan, kelalaian dan bahkan mungkin kekhilafan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Ibadah Sunnah yang kita lakukan itulah yang akan menyempurnakan dan menambahi kekurangan ibadah fardu yang kita kerjakan, sebagaimana dalam hadits Rasulullah Saw.
إن أول ما يحاسب الناس به يوم القيامة من أعمالهم الصلاة قال يقول ربنا جل وعز لملائكته وهو أعلم انظروا في صلاة عبدي أتمها أم نقصها فإن كانت تامة كتبت تامة وإن انتقص منها شيئا قال انظروا هل لعبدي من تطوع فإن كان له تطوع قال أتموا لعبدي فريضته من تطوعه ثم تؤخذ الأعمال على ذاكم رواه أبو داود.
Hal pertama yang akan dimintai pertanggungjawaban manusia pada hari kiamat atas perbuatannya adalah shalat. Allah SWT berfirman kepada para malaikat-Nya, “Lihatlah shalat hamba-Ku, apakah ia sempurna atau tidak sempurna; jika sempurna, maka ia akan ditulis sebagai sempurna; jika tidak sempurna, Allah berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah? jika ia memiliki amalan sunnah, Dia berfirman, ‘Sempurnakanlah amalan wajib hamba-Ku dari amalan sunnahnya,’ kemudian diamnbillah amalan-amalan tersebut.