• 081336163361
  • admin@gurupedia.my.id.
  • Lumajang Jatim
ULUMUL QUR'AN
Sejarah Pertumbuhan Ulumul Qur’an

Sejarah Pertumbuhan Ulumul Qur’an

Ulumul Qur’an dengan segala cabang dan aspek pembahasannya tidak lahir di ruang hampa dan tumbuh secara instan. Ulumul Qur’an tumbuh dan berkembang menjadi sebuah disiplin ilmu melalui proses panjang sesuai dengan perkembangan zaman, tantangan, kondisi sosial dan budaya serta kebutuhan ummat Islam pada zamannya. Berikut sejarah singkat dan timeline pertumbuhan ulumul qur’an dari periode awal hingga masa kontemporer.

  1. Periode Awal Wahyu (610-632 M):
  • Turunnya Wahyu: Al-Qur’an mulai diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW pada tahun 610 M di Gua Hira. Proses ini berlangsung selama 23 tahun hingga wafatnya Nabi pada tahun 632 M.
  • Penulisan dan Hafalan: Pada masa ini, wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW dihafal dan juga ditulis oleh para sahabat di berbagai media seperti kulit, tulang, dan pelepah kurma.
  • Pengajaran dan Penafsiran Langsung: Nabi Muhammad SAW secara langsung mengajarkan dan menjelaskan isi Al-Qur’an kepada para sahabat, yang merupakan cikal bakal ilmu tafsir.
  • Periode Khulafa’ur Rasyidin (632-661 M):
  • Pengumpulan Mushaf: Pada masa Khalifah Abu Bakar, di bawah koordinasi Zaid bin Tsabit, Al-Qur’an dikumpulkan dalam bentuk mushaf untuk pertama kalinya, mengingat banyaknya penghafal Al-Qur’an yang gugur dalam Perang Yamamah.
  • Standarisasi Teks: Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, mushaf yang dikumpulkan dijadikan standar, dan salinannya dikirim ke berbagai wilayah Islam untuk mencegah perbedaan bacaan.
  • Periode Dinasti Umayyah dan Abbasiyah (661-1258 M):
  • Pengembangan Ilmu Tajwid dan Qira’at: Ilmu tentang cara membaca Al-Qur’an dengan benar (tajwid) dan variasi bacaan (qira’at) mulai dikodifikasikan.
  • Pembentukan Disiplin Ilmu Tafsir: Tafsir Al-Qur’an mulai ditulis dan dibukukan. Tafsir Ibn Abbas dianggap salah satu tafsir awal yang penting.
  • Ilmu-Ilmu Pendukung: Disiplin ilmu yang mendukung pemahaman Al-Qur’an seperti ilmu nahwu (tata bahasa Arab), balaghah (retorika), dan asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya ayat) berkembang.
  • Periode Klasik (1258-1500 M):
  • Karya-Karya Besar Tafsir: Banyak karya tafsir monumental muncul dalam periode ini, seperti Tafsir Al-Tabari, Tafsir Al-Qurtubi, dan Tafsir Al-Razi.
  • Penulisan Ulumul Qur’an: Ulama seperti Al-Zarkashi dalam kitabnya “Al-Burhan fi Ulum al-Qur’an” dan Al-Suyuti dengan “Al-Itqan fi Ulum al-Qur’an” menulis tentang ilmu-ilmu Al-Qur’an secara komprehensif.
  • Periode Modern (1500 M-Sekarang):
  • Penulisan Ulumul Qur’an : Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum al-Qur’an, merupakan karya Syaikh Muhammad Abdul Azhim az-Zarqani; Al-Madkhal fi Dirasat al-Qur’an al-Karim karya Dr. Muhammad Abu Syuhbah; Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an karya Dr. Subhi al-Shalih; Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an karya Syaikh Manna’ al-Qaththan; Madkhal fi ‘Ulum al-Qur’an wa at-Tafsir karya Dr. Faruq Humadah; Lamhat fi ‘Ulum al-Qur’an karya Syaikh Muhammad as-Shibagh, At-Tibyan Fi Ulum Al-Qur’an karya Syaikh Muhammad Ali As-Shabuni
  • Metode Penelitian Modern: Pendekatan kritis dan metodologi ilmiah mulai digunakan dalam studi Al-Qur’an. Penelitian sejarah dan arkeologi memberikan kontribusi dalam memahami konteks historis Al-Qur’an.
  • Terjemahan dan Tafsir Modern: Terjemahan Al-Qur’an ke berbagai bahasa terus berkembang, disertai dengan tafsir yang menjawab isu-isu kontemporer.
  • Kajian Akademik: Universitas dan lembaga penelitian di seluruh dunia, baik di negara-negara Islam maupun Barat, melakukan kajian mendalam tentang Al-Qur’an dan ilmu-ilmunya.

_________________________

Baca Juga

_________________________

Adapun terkait dengan cabang Ulumul Qur’an, ada beberapa ulama yang tercatat sebagai pioner dalam proses kodifikasi, antara lain:

  1. Abad ke-2 Hijriyah antara lain:
    1. Hasan al-Basri (w.110 H) mengarang kitab yang berkaitan dengan Qira’at.
    1. Atha’ bin Abi Rabah (w.114 H) menyusun kitab Gharib al-Qur’an.
    1. Qatadah bin Di’amah as-Sadusi (w.117 H) berkaitan dengan Nasikh Mansukh.
  • Abad ke-3 Hijriyah, antara lain:
    • Abu Ubaid al-Qasim bin Salam (w.224 H) yang berkaitan dengan nasikh mansukh.
    • Ali bin al-Madini (w.234 H) menulis kitab tentang Asbab an-Nuzul.
    • Ibnu Qutaibah (w. 276 H) menulis Ta’wil Musykil al-Qur’an dan Tafsir Gharib al-Qur’an.
  • Abad ke-4 Hijriyah antara lain:
    • Abu Ishaq az-Zajjaj (w. 311 H) menulis tentang I’rab al-Qur’an.
    • Ibnu Darastuwiyah (w.330 H) menulis tentang I’jaz al-Qur’an.
    • Abu Bakar as-Sajistani (w.330 H) menulis Tafsir Gharib al-Qur’an.
    • Abu Bakar al-Bagillani (w.303 H) menulis tentang I’jaz al-Qur’an.
  • Abad ke-5 Hijriyah antara lain:
    • Ali bin Ibrahim bin Sa’id al-Hufi (w.430 H) menulis tentang I’rab al- Qur’an.
    • Al-Mawardi (w.450 H) menulis Amtsal al-Qur’an.
    • Abu al-Hasan al-Wahidi (w.767 H) menulis Asbab an-Nuzul.
    • Ibnu Naqiyah (w.485 H) menulis kitab al-Juman fi Tasybihat al-Qur’an.
  • Abad ke-6 Hijriyah antara lain:
    • Al-Karmani (w. sesudah tahun 500 H) menyusun kitab al-Burhan fi Mutasyabih al-Qur’an.
    • Ar-Raghib al-Ashfahani (w.502 H) menyusun kitab al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an.
    • Ibnu al-Badzisyi (w.540 H) menyusun kitab al-Iqna’ fi Qira’at as-Sab’i.
    • As-Suhaili (w.581 H) menyusun kitab Mubhamit al-Qur’an.
  • Abad ke-7 Hijriyah antara lain:
    • Alam ad-Din as-Sakhawi, menyusun kitab tentang qira’ah.
    • Al-‘Iz bin Abdussalam (w.660 H) menulis Majaz Al-Qur’an.
    • Ibnu Abi al-Ashba (w.654 H) menyusun kitab Bada’i al-Qur’an.
    • Muhammad bin Abu Bakar ar-Razi (w.660 H) menyusun As’ilat al-Qur’an wa Ajwibatuh
  • Abad ke-8 Hijriyah antara lain:
    • Ibnu al-Qayyim (w.751 H) menyusun kitab At-Tibyan ft Aqsam al-Qur’an.
    • Al-Kharraz (w.711 H) menyusun kitab Maurid al-Zham’an fiRasm Akruf al-Qur’an.
    • At-Thufi (w.706 H) menyusun kitab al-Iksir ft Ilm at-Tafsir.
    • Abu Hayyan an-Nahawi (w.745 H) menyusun kitab Lughat al-Qur’an.
    • Ibnu Katsir (w.774 H), menyusun kitab Fadha’il al-Qur’an.
    • Badruddin az-Zarkasyi (w.794 H) menulis kitab al-Burhan fi Ulum al- Qur’an, terdiri dari 4 jilid dan dikaji ulang oleh Muhammad Abu al-Fadhl

Ibrahim.

  • Abad ke-9 Hijriyah antara lain:
    • Ibnu Hajar (w. 852 H) menulis tentang Asbab an-Nuzul.
    • Al-Kaffaji (w.879 H) menulis kitab at-Tafsir fi Qawa’id Ilm at-Tafsir.
    • As-Suyuthi (w.911 H) menulis kitab Mufhimat al-Aqran fi Mubhamat al- Qur’an, Lubab an-Nuqul fi Asbab an-Nuzul, at-Tahbir fi ‘ulum at-Tafsir. Dalam kitab ini terdapat 102 macam ilmu-ilmu al-Qur’an. Lalu as-Suyuthi menulis lagi sebuah kitab yang berjudul al-Itgan fi ‘Ulum al-Qur’an yang menyebutkan 80 jenis ilmu-ilmu al-Qur’an secara ringkas dan padat.
  1. Abad ke-10 Hijriyah antara lain:
    1. Al-Qasthalani (w.923 H) menulis kitab Lathaif al-Isyarat ft Ilm al-Qira’at.
    1. Abu Yahya Zakariya al-Anshari (w.926 H) menulis kitab Fath ar-Rahmin bi Kasyfi ma Yaltabisu fi al-Qur’an.
    1. Ibnu as-Syahnah (w.921 H) menulis tentang Gharib al-Qur’an.
  • Abad ke-11 Hijriyah antara lain:
    • Al-Banna’ (w.1117 H) menyusun Ittihaf Fudhala’i al-Basyar fi Qira’at al- Arba’-‘Asyar.
    • As-Syaikh Mar’i al-Karami (w.1033 H) menyusun kitab Qala’id al-Marjan fi an-Nasikh wa al-Mansikh min al-Qur’an.
    • Ahmad bin Muhammad al-Maqqari (w.1041 H) menyusun kitab I’rab al- Qur’an.
  • Abad ke-12, Hijriyah antara lain:
    • Abd al-Ghina an-Nablisi (w.1143 H) menulis kitab Kifayat al-Mustafid fi ‘Ilm at-Tajwid.
    • Al-Jamzuri (w.1197 H) menulis kitab Tuhfat al-Athfal wa al-Ghilman fi Tajwid al-Qur’an.
    • Muhammad bin ‘Abdul Wahhab (w.1206 H) menulis kitab Fadha’i al- Qur’an.
  • Abad ke-13 Hijriyah antara lain:
    • Ad-Dimyathi (w.1287 H) menulis kitab Risalat fi Mabidi’i at-Tafsir
    • Al-Harrani (hidup sekitar 1286 H) menulis kitab al-Jauhar al-Farid fi Rasm al-Qur’an al-Majid.
    • Ibnu Hamid al-‘Amiri (w.1295 H) menulis kitab an-Nasikh wa al- Mansukh.
  • Abad ke-14 Hijriyah antara lain:
    • Musthafa Shadiq ar-Rafi’i (w 1356 H) menulis kitab I’jaz al-Qur’an wa al- Balaghat al-Nabawiyyah.
    • Dr. Muhammad Abdullah Darraz (w.1377 H) menulis kitab An Naba’ al- Azhim.
    • Sayyid Guthub (w 1387 H) menulis kitab at-Tashwir al-Fanni fi al-Qur’an dan Masyahid al-Qiyamah fi al-Qur’an.

Itulah para ulama dan karya-karya yang terkait dengan pembahasan Ulumul Qur’an di masa lampau, yang relatif cukup banyak jumlahnya. Dengan beredarnya karya-karya tersebut, maka berbagai karya terkait dengan disiplin ilmu Ulumul Qur’an pun semakin banyak ditemukan. Selanjutnya, cabang-cabang Ulumul Qur’an terus mengalami perkembangan pesat yang dibuktikan dengan lahirnya tokoh-tokoh yang selalu memberikan sumbangsih hasil karyanya untuk melengkapi pembahasan-pembahasan yang berhubungan dengan ilmu-ilmu dari Ulumul Qur’an tersebut.

Kesimpulan: Perkembangan Ulumul Qur’an adalah proses yang panjang dan dinamis, mencakup pengumpulan, kodifikasi, dan interpretasi teks suci Al-Qur’an dari masa Nabi Muhammad SAW hingga era modern. Pertumbuhan ini tidak hanya mencakup aspek teologis dan legalistik tetapi juga merangkul pendekatan ilmiah dan kritis dalam rangka memahami dan menerapkan ajaran Al-Qur’an dalam konteks yang terus berubah.

Referensi

  1. Syaikh Manna’ al-Qaththan Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an
  2. Dr. Subhi al-Shalih Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an
  3. Fahd bin Abdurrahman Ar-Rumi, ‘Ulumul Qur’an, Studi Kompleksitas Al-Qur’an
  4. Abd Salim, Mardan Mardan, and Achmad Abu Bakar, ‘Metodologi Penelitian Tafsir Maudu’i’
  5. Abdul Wahid Ramli, ‘Ulumul Qur’an