
Terperdaya Dunia, Terlupa Akhirat
Dalam kehidupan modern yang dipenuhi dengan gemerlap dunia, ambisi, dan pencapaian lahiriah, manusia sering kali terjebak dalam pola pikir materialistik: bekerja hanya untuk prestise, beramal hanya demi pujian, dan berjuang hanya demi kekayaan dan kemewahan. Padahal Allah telah memberikan peringatan yang sangat jelas dalam firman-Nya:
مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَـٰلَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, Kami akan berikan kepada mereka balasan atas amal mereka di dunia itu, dan mereka tidak akan dirugikan.” (QS. Hûd: 15)
Ayat ini mengingatkan bahwa orang yang menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya — bukan sebagai sarana menuju akhirat — akan mendapatkan semua yang diinginkannya di dunia ini saja. Allah tidak akan menahan rezeki atau keberhasilan mereka, karena hukum sebab-akibat dunia tetap berlaku. Namun, mereka tidak memiliki bagian di akhirat, karena seluruh amalnya tidak ditujukan kepada Allah, melainkan kepada dunia.
——————-
Baca Juga
- Doa Rasulullah Ketika Melihat Bulan Sabit (Awal Bulan)
- Seriuslah dalam Berdoa
- Puasa Syawwal dan Keutamaannya
- Jika Kamu Tidak Pernah Kenyang
- Prioritaskan Allah, Maka Allah Akan Memprioritaskanmu
- Kamu Belum Hancur
- Menjemput Lailatul Qadar
- Pendidikan Keluarga dalam Al-Qur’an
- Doa Rasulullah Ketika Melihat Bulan Sabit (Awal Bulan)
——————-
Fenomena ini nyata dalam kehidupan kita: banyak yang bekerja keras, bahkan berbuat baik, tetapi semata-mata untuk mendapatkan pengakuan, kekayaan, atau jabatan. Padahal, amal seperti itu hampa makna di hadapan Allah, karena kehilangan ruh ikhlas dan orientasi akhirat.
Kita menyaksikan sendiri bagaimana sebagian orang terjerumus dalam dosa besar seperti korupsi, demi memperkaya diri dan memperindah kehidupan dunia. Kekayaan negara yang seharusnya digunakan untuk keadilan sosial dan kesejahteraan, malah dikuras oleh segelintir orang yang diperbudak ambisi duniawi.
Dunia mungkin memberi mereka kemewahan sementara: rumah megah, kendaraan mewah, pesta glamor, bahkan kekuasaan. Tapi ketika kebenaran terungkap, mereka jatuh hina, terseret ke pengadilan, dan harus mempertanggungjawabkan semuanya — bukan hanya di dunia, tapi juga di hadapan Allah kelak.
Rasulullah ﷺ telah mengingatkan hal ini dalam sabda beliau:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa niat adalah pondasi amal. Dua orang bisa melakukan perbuatan yang sama — seperti memberi sedekah — tetapi jika satu melakukannya karena Allah dan yang lain karena ingin dipuji manusia, maka hasil akhir keduanya akan berbeda total di sisi Allah.
Lebih jauh lagi, Rasulullah ﷺ juga bersabda:
مَن كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ، فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّتَهُ، جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
“Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuannya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kemiskinan di hadapannya, dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali sebatas apa yang telah ditetapkan. Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai niatnya, maka Allah akan menyatukan urusannya, menjadikan kekayaan dalam hatinya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan tunduk.” (HR. Ibnu Majah)
Dunia Ladang Akhirat
Dunia bukan untuk ditinggalkan, tetapi juga bukan untuk dijadikan tujuan. Dunia adalah ladang amal, tempat menanam untuk memanen di akhirat. Gunakan waktu, harta, ilmu, dan tenaga kita bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dunia, tetapi juga untuk berinvestasi di kehidupan abadi.
Mari kita luruskan niat, benahi tujuan, dan pastikan setiap amal memiliki nilai ikhlas dan ukhrawi. Karena kelak, hanya amal yang dilakukan karena Allah-lah yang akan menyelamatkan kita di hadapan-Nya.