
Keindahan Dunia Tergantung Keindahan Hatimu
Ada sebuah kata bijak dalam bahasa arab yang sangat indah yang patut kita renungkan bersama.
كن جميلا ترى الوجود جميلا
“Jadilah pribadi 6indah, maka kamu akan melihat dunia ini indah,”
Ungkapan ini menyimpan pesan mendalam tentang bagaimana cara manusia memandang kehidupan. Hikmah ini menyiratkan bahwa keindahan dunia tidak hanya tergantung pada apa yang tampak oleh kasat mata, tetapi lebih ditentukan oleh kejernihan hati dan pola pikir seseorang yang melihatnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita terjebak dalam keluhan, kecewa, dan penilaian negatif terhadap lingkungan sekitar. Kita merasa dunia tidak adil, manusia tidak ramah, atau hidup terasa berat. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa mungkin yang perlu dibenahi bukanlah dunia, melainkan cara kita memandangnya?
Keindahan hati—yang ditandai dengan sikap positif, empati, syukur, dan optimisme—adalah kata kunci untuk menemukan makna yang indah dalam segala hal. Orang yang memiliki hati yang bersih dan pikiran yang jernih akan mampu melihat kebaikan dalam setiap peristiwa, bahkan dalam ujian sekalipun. Ia tidak mudah mengeluh, tidak cepat menghakimi, dan selalu menemukan sisi baik dari orang lain.
——————-
Baca Juga
- Doa Rasulullah Ketika Melihat Bulan Sabit (Awal Bulan)
- Seriuslah dalam Berdoa
- Puasa Syawwal dan Keutamaannya
- Jika Kamu Tidak Pernah Kenyang
- Prioritaskan Allah, Maka Allah Akan Memprioritaskanmu
- Kamu Belum Hancur
- Menjemput Lailatul Qadar
- Pendidikan Keluarga dalam Al-Qur’an
- Doa Rasulullah Ketika Melihat Bulan Sabit (Awal Bulan)
——————-
Sebaliknya, jika hati dipenuhi prasangka, amarah, dan kebencian, maka seindah apa pun dunia ini, semuanya akan tampak suram. Mata hanya akan mencari kekurangan, telinga hanya menangkap celaan, dan pikiran akan selalu diselimuti keluhan. Inilah mengapa perintah untuk “menjadi indah” datang sebelum “melihat keindahan dunia.”
Menjadi pribadi yang indah bukanlah perkara fisik atau penampilan luar, melainkan soal sikap batin. Ia melibatkan latihan untuk bersikap sabar, berbaik sangka, bersyukur, serta memelihara pikiran dan kata-kata yang baik. Ketika hati kita bening, dunia pun memantulkan cahayanya dengan indah.
Menjadi pribadi yang indah dan memiliki pola pikir yang baik dan positif berarti kita meneladani sifat Allah. Rasulullah saw bersabda:
“إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ”
“Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan.”(HR. Muslim)
Hadits ini menyatakan bahwa Allah sendiri adalah sumber segala keindahan, dan Dia mencintai keindahan dalam segala bentuk—baik dalam rupa, perbuatan, perkataan, maupun akhlak. Oleh karena itu, keindahan bukan hanya nilai estetika, tetapi nilai ilahiah.
Pada akhirnya, esensi hidup yang damai dan bahagia bukanlah tentang bagaimana dunia memperlakukan kita, tetapi bagaimana kita memilih untuk memperlakukan dunia. Maka, mari kita mulai dari diri sendiri: bersihkan hati, hiasi pikiran, dan tebarkan kebaikan. Niscaya, kita akan melihat dunia ini sebagaimana adanya—indah.
Sabda Rasullullah Saw dan kata bijak diatas mengajarkan bahwa dengan menghiasi diri kita dengan keindahan yang dicintai Allah—baik dari dalam maupun luar—kita akan mampu melihat dunia sebagaimana kehendak-Nya: sebagai tempat yang penuh makna dan keindahan.
“