• 081336163361
  • admin@gurupedia.my.id.
  • Lumajang Jatim
ULUMUL QUR'AN
Proses Turunnya Al-Qur’an

Proses Turunnya Al-Qur’an

Nabi Muhammad saw lahir di Kota Makkah Al-Mukarromah kurang lebih berjarak 200 M dari Masjid Al-Haraam, tepatnya pada hari Senin sesaat sebelum terbitnya fajar Tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah atau bertepatan dengan 20 April 571 M. Penamaan tahun Gajah tersebut disebabkan karena pada kala itu para tentara Raja Abrahah Yaman menyerbu dan menyerang Ka’bah untuk meruntuhkannya. Para pasukan Abrahah datang dengan menunggangi Gajah-gajah. Namun upaya penyerangan tersebut digagalkan oleh Allah dengan mengirim burung Ababil yang menjatuhkan batu-batu dari neraka kepada mereka. Seperti yang digambarkan oleh Allah swt dalam Al-Qur’an surat Al Fiil.

Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah Muhammad saw. agar dijadikan sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia. Turunnya al-Qur’an merupakan peristiwa besar yang sangat besar dalam sejarah manusia dan sekaligus menyatakan kedudukannya bagi seluruh alam semesta.

Al-Qur’an memberikan petunjuk dalam segala aspel kehidupan masnusia baik dama bidang akidah, syari’ah, dan akhlak, dengan cara meletakkan pondasi dan prinsip-prinsip dasar dalam hal tersebut. Di sisi yang lain, Allah memerintahkan Rasulullah saw. untuk memberikan penjelasan sesuai mengenai dasar tersebut.

وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ اِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ 

Kami telah turunkan kepadamu al-Z|ikr (al-Qur’an) untuk kamu terangkan kepada manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka agar mereka berpikir.” (QS al-Nahl: 44).

_________________

Baca Juga

_________________

Proses Turunnya Al-Qur’an

Proses turunnya Al-Qur’an dibagi dalam dua tahap. Tahap Pertama : Turun secara sekaligus dan Kedua turun secara berangsur‐angsur.

Turunnya Al-Qur’an secara sekaligus

Proses turunnya Al-Qur’an secara sekaligus yaitu Al-Qur’an diturunkan dari Lauh Mahfudz ke Baitul Izzah yaitu tempat yang berada di langit dunia. Menurut para ulama, proses pada tahap ini terjadi pada bulan Ramadhan tepatnya malam Lailatul Qadr. Ada tiga ayat yang dijadikan dasar oleh para ulama terkair proses turunnya Al-Qur’an tahap pertama ini yaitu :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan‐penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang haq dan yang batil.”(QS Al‐ Baqarah : 185).

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan di Bulan Ramadhan. Kemudian ayat ini semakin diperjelas dalam ayat yang lain bahwa proses turunkannya Al-Qur’an di bulan Ramadhan tepat di Malam Lailatul Qadr. Karena malam Lailatul Qadr hanya terjadi di bulan Ramadhan.

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan.”(QS Al‐Qadr :1)

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi.”(QS Ad‐Dukhan  : 3)

Ketiga ayat di atas itu tidak bertentangan, karena malam yang diberkahi (Lailah Mubarakah) adalah malam Lailatul Qadar dalam bulan Ramadan. Tetapi secara dzahir ayat‐ayat itu bertentangan dengan fakta dan realita yang diterima oleh Rasulullah, di mana Al-Qur’an turun kepadanya selama dua puluh tiga tahun. Karena itulah para Ulama berpendapat bahwa Al-Qur’an turun dalam dua tahap Pertama; Turun secara sekaligus. Kedua ; secara berangsur‐angsur selama 23 tahun. Seperti kata Ibnu Abbas berikut, tentang ini beliau mengucapkan perkataan serupa dalam tiga kesempatan berbeda, katanya :

Qur’an diturunkan sekaligus ke langit dunia pada malam lailatul qadar. Kemudian setelah itu, ia diturunkan selama dua puluh tahun.”

Pada kesempatan lain beliau juga berkata ;

Qur’an itu dipisahkan dari az‐Zikr, lalu diletakkan di Baitul ‘Izza di langit dunia. Maka Jibril mulai menurunkannya kepada Nabi s.a.w.”

Allah menurunkan Qur’an sekaligus ke langit dunia, tempat turunnya secara berangsur‐angsur. Lalu Dia menurunkannya kepada Rasul‐Nya s.a.w. bagian demi bagian.”

Ash-Shabuni dalam kitabnya At-Tibyan fi Ulum Al-Qur’an menjelaskan turunnya Al-Qur’an ke Baitul Izzah ini sebagai bentuk pengumuman dan pemberitahuan kepada para malaikat akan agungnya kitab Al-Qur’an ini dan sekaligus agar para malaikat menghormati kebesarannya. Inilah maksud 3 Firman Allah berikut :

Turunnya Al-Qur’an secara berangsur‐angsur

Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur berupa beberapa ayat dari sebuah surat atau sebuah surat yang pendek secara lengkap. Dan penyampaian Al-Qur’an secara keseluruhan memakan waktu lebih kurang 23 tahun, yakni 13 tahun waktu nabi masih tinggal di Makkah sebelum hijrah yang kemudian ayatnya disebut Makkiyah dan 10 tahun waktu nabi hijrah ke Madinah yang kemudian disebut ayat Madaniyah.

Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT melalui malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira, di Makkah Al-Mukarromah. Setelah itu Al-Qur’an turun berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun. Sebagian meriwayatkan Al-Qur’an turun selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Selama itu, Al-Qur’an difirmankan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebanyak 30 juz atau 114 surat atau sekitar 6666 ayat. Ada juga yang berpendapat bahwa Al-Qur’an terdiri 6236 ayat.

Ada beberapa dalil Al-Qur’an yang menjelaskan proses ini. Salah satu ayat yang sering disebutkan adalah:

  • Surah Al-Isra (17:106):

وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلًا

Al-Qur’an Kami turunkan berangsur-angsur agar engkau (Nabi Muhammad) membacakannya kepada manusia secara perlahan-lahan dan Kami benar-benar menurunkannya secara bertahap.”

  • Surah Al-Furqan (25:32):

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً ۚ كَذَٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِۦ فُؤَادَكَ ۖ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا

Orang-orang yang kufur berkata, “Mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?” Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Nabi Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan, dan benar).

Sumber : At-Tibyan di Ulum Al-Qur;an Ash-Shabuni. Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an Jalaluddin As-Suyuthi, Mabahits fi Ulum Al-Qur’an Manna’ Qaththan